Title : Semua tentangmu
Author : Shin
Cast : Jung Sojung, Oh Sehun,
Bae Suzy
Genre : Romance, little sad
Length : oneshoot
Poster : Aysesa (http://victorykorea98.wordpress.com)
Hari ini aku juga melihatmu,
melihatmu seperti hal terindah yang pernah ku lakukan. Meliha mu ketika kau
tersenyum ketika sedang membaca komik kesukaanmu, melihatmu tertawa bersama
teman-temanmu, memperhatikanmu ketika kau sedang serius mengerjakan tugas, dan
juga memperhatikanmu ketika kau bosan. Ketika kau bosan, kau hanya memainkan
pulpenmu dan sengaja untuk menjatuhkannya. Kau sangat lucu Oh Sehun!.
"Sojung-aa!" Suzy
menepuk pundakku dengan keras.
"Aaww" rintihku
kesakitan. Suzy memang sedikit kasar, tapi dia tidak melakukan hal yang aneh
bila aku juga tidak melakukan hal aneh.
"Kau pasti sedang
memerhatikannya? Aku tau itu. Kenapa sih, kau menyukai orang seperti dia"
Suzy cemberut. Aku tau dia tidak suka bila aku disakiti oleh seseorang. Waktu
kami masih di taman kanak-kanak, aku didorong sampai jatuh ke kolam ikan yang
tidak jauh dari sekolahku, dan akhirnya yang mau menolongku untuk berdiri hanya
Suzy. Yah, memang Suzy-lah sahabat sejatiku.
---
Aku selalu menunggunya
pulang, berpura-pura menghapus papan tulis dan membersihkan seluruh kelas hanya
untuk melihatnya pulang.
"Aku pulang dulu ya..
Bye!" Dia pergi meninggalkan teman-temannya yang masih sibuk mengerjakan
tugas yang belum selesai. Beberapa detik kemudian aku berpamitan pada
teman-teman yang mengerjakan tugas. Aku berlari mengejarnya. Dia sangat jauh
untuk kucapai, aku dan dia seperti langit dan bumi. Jauh sekali.
---
Rintik hujan membasahi
sekolahku. Aku, Sehun, dan teman-temanku yang lain masih menunggu untuk
berteduh. Menunggu untuk di jemput. Satu persatu temanku pulang. Dan hanya
tersisa beberapa anak, aku, dan Sehun. Aku terus melihat kearah jam ku, sudah
menunjukkan jam 3.30 padahal 30 menit lagi aku harus pergi berangkat les. Aku
mulai keringat dingin, takut dan gugup bercampur menjadi satu. Tiba-tiba Sehun
menghampiriku.
"Kenapa kau terlihat
gugup?" Baru pertama kali ini, dia berbicara padaku. Aah, serasa bahagianya
aku.
"Eeumm, hari ini aku
les. Tapi aku tidak bisa berangkat karena hujannya begitu deras." Ujarku
pelan.
"Bimbingan belajar X
bukan?" Tanya Sehun padaku.
"Ne, aku belajar
disana."
"Bagaimana kalau kita
berangkat bersama, sebenarnnya aku juga membawa payung. Ini" dia
menunjukkan payungnya padaku. Aneh, kenapa dia daritadi tidak pulang saja.
"Mau berangkat
bersamaku?" Dia bertanya padaku. Aku hanya bisa mengangguk. Baru kali ini
kau merasa sangat bahagia.
---
Dear diary, betapa bahagianya. Aku senang sekali
karena sehun pergi les bersamaku. Dan beru kali ini dia mengobrol padaku.
Aku menutup buku diaryku. Aah
betapa leganya hatiku, bisa mengobrol walau hanya sedikit bersamanya.
"Sojung-aa, waktunya
makan!" Panggil Ibuku, aku bergegas keluar dari kamar dan menghampiri ibu,
ayah dan kakaku untuk makan bersama.
---
"Aku tau, pasti terjadi
sesuatu kemarin.. Beritau aku coba" Suzy menghampiriku dan duduk di depan
ku persis. Aku sedikit kaget karena daritadi aku hanya melamun.
"Ah, kau tau saja..
Kemarin aku mengobrol dengannya" ujarku sambil tersenyum bangga. Suzy
tampak kaget dengan matanya yang tiba-tiba melotot.
"Hah? Benarkah?"
Tanya Suzy tidak percaya.
"Benar.. Aku tidak
bohong" ujarku sambil menjulurkan lidahku. Aku menduga pasti Suzy tidak
akan mempercayaiku. Tapi, akhirnya aku mulai menceritakannya mulai dari awal
sampai akhir.
"Wah kau sangat beruntung
sekali Sojung-aa! Oiya 5 hari lagi valentine. Kau tidak ingin menyatakan
cintamu sebelum terlambat bukan?" Ujar Suzy, tapi omongannya benar juga.
Bila aku ingin lebih dekat dengannyaz, aku harus mendekatinya. Tapi apa yang
harus kulakukan, aku hanya seseorang yang sangat pemalu dan juga pendiam.
---
"Anak-anak cari
pasangan, ibu akan memberi tugas kelompok. 1 kelompok berisi 2 orang."
Ujar bu guru menyuruh kami mencari pasangan masing-masing, aku ingin
berpasangan dengan Suzy, tapi sayangnya aku sudah telat. Dan akhirnya aku
sendirian.
"Kau belum dapat
pasangan bukan? Bolehkah aku sekelompok denganmu?" Pertanyaan Sehun
membuyarkan pikiranku yang daritadi gelisah.
"Oh, tentu saja"
jawabku sedikit terbata-bata. Baru kali ini aku sekelompok dengan seorang
namja, biasanya aku hanya sekelompok dengan Suzy. Suzy melambaikan tangan
padaku sambil mengedipkan matanya, mungkin ini sudah rencananya. Tak sengaja
pensil ku terjatuh di bawah mejaku, aku berusaha untuk mengambilnya, tapi
tanganku tak dapat menggapainya. Sehun lalu menolongku mengambilkannya.
"Ini pensilmu" dia
menyerahkan pensilnya padaku.
"Gomawo"
ujarku sambil tersenyum kecil padanya. Kami lalu meneruskan pekerjaan kelompok
kami.
---
Dear Diary, apakah
waktu bisa terulangh lagi? Aku ingin waktu dapat terulang kembali dan aku bisa
berada di dekatnya. Senyum kecilku mengembang ketika menulis di diaryku.
Tiba-tiba
saja handphoneku bergetar, dan aku melihat satu pesan dari Suzy. Kenapa dia?
Tanya PR? Sepertinya tidak.. Karena besok tidak ada PR.
From : Suzy
To : Me
Yaa! Ternyata Sehun
dulu satu sekolah denganku. Dan buku alumni ku masih ada, kau ingin nomor
handphonenya bukan?
Hah?
Apakah dia benar-benar satu sekolah bersama sehun?. Aku tidak percaya
dengannya-_-
From : Me
To : Suzy
Aku tidak percaya?!
Kau juga tak pernah menceritakannya padaku!
Kubalas
pesan singkat itu sambil merengut. Kenapa dia beruntung sekali?!
From : Suzy
To : Me
Kalau tidak percaya,
besok akan kubawakan buku alumniku. Masalah aku tidak cerita padamu, karena
dulu aku tak pernah mengenal sehunmu itu :p
Aku
sengaja tak membalas pesan terakhir Suzy, biar kubuktikan besok sajalah,
batinku.
---
Resah. Itulah yang kupikirkan
sejak daritadi. Selama pelajaran dimulai aku tidak terlalu fokus karena Suzy
menjanjikan bahwa ia akan memberitahuku tentang Sehun nanti ketika bel
istirahat. Kenapa bel nya lama sekali?. Dan aku kurang menyukai pelajaran ini!
Pelajara Bahasa!.
Setelah kutunggu lama, bel
pun akhirnya berbunyi.
TEET!!! TEET!!!
Aku pun langsung menghampiri
bangku Suzy, aku juga melihat ia keluar dari kelas. Sepertinya ia ingin menemui
seseorang? Soalnya daritadi kuperhatikan sepertinya dia sedang memikirkan
sesuatu.
"Yaa! Katanya kau ingin
melihatnya" panggil Suzy.
"Mana?" Tanyaku
sambil melihat buku alumni yang penuh debu.
"Tunggu sebentar"
ujarnya sambil mencari-cari halamannya.
"Nah ketemu" aku
pun sangat senang ketika Suzy menemukan halamannya. Aku mulai melihat foto
sehun ketika ia masih SMP.
"Omo! Lucunya
dia.."Ujar ku sambil mengambil alih buku alumni tersebut.
"Nah kau percaya
padaku?" Ujar Suzy seperti menantang.
"Arraseo, aku percaya
padamu" ujarku juga ikut-kutan menantangnya.
"Oiya, kapan kau akan
menyatakan perasaan kepadanya?" Tanya Suzy, ia sepertinya sangat penasaran
sekali dengan rencanaku.
"Ehm, mungkin besok..
Tapi aku masih belum berani.. Dan valentine juga masih kurang 2 hari lagi"
ujarku bingung.
"Tapi bila lebih cepat
itu akan lebih baik" Suzy terus menyemangatiku. Tapi aku tak yakin akan
berjalan dengan lancar.
---
Besoknya, seperti biasa yang
kulakukan.. Aku berangkat ke sekolah dengan sangat gembira. Karena tau apa? Aku
sudah mempunyai keberanian! Dan setelah kufikirkan lagi.. Mungkin ini akan
menjadi hari terbaik untukku.
Hari ini, aku memilih untuk
berjalan kaki. Sebenarnya aku memang kurang terbiasa.. Tapi karena aku
berangkat pagi, kuusahakan sambil berolahraga. Ketika aku melewati halte bus
yang biasa aku tumpangi, aku melihat Sehun berada diseberang. Sepertinya ia
ingin menyebrang. Aku mencoba melambaikan tangan padanya.
"Sehun-aa!"
Teriakku sambil melambaikan tanganku. Dia membalas lambaian tanganku dengan
tersenyum. Ketika ia menyeberang, terlihat sebuah mobil putih dengan kecepatan
tinggi. Tapi entah kenapa firasatku jadi tidak enak, aku mencoba
memperingatinya dengan berlari kearahnya.
BRUKKK!!!
---
Sehun POV
"Sojung-a! Bangunlah!"
Aku tidak menyangka bahwa dia akan seperti ini. Pelipis nya berdarah dan hampir
seluruh tubuhnya lecet. Kerumunan orang mengitariku dan bertanya ada apa ini?.
"Cepat telepon ambulans!"
Teriakku sambil terisak. Lalu seseorang lelaki paruh baya pun menelepon ambulans.
Ketika ambulans sudah datang, aku langsung membantu mengangkatnya, petugas
ambulans pun mencoba membantu seseorang yang berada di dalam mobil. Seorang
wanita dengan t-shirt hijau dan jeans birunya. Ia hanya luka-luka biasa, tapi
bagaimana dengan Sojung.. Ia sangat parah. Para medis langsung memberinya
selang oksigen. Aku mendampinginya di ambulans. Kupegang erat tangannya.
---
"Apa kau
keluarganya?" Tanya dokter yang keluar dari kamar Sojung.
"Bukan, aku temannya Dok.
Bagaimana keadaannya? Apakah dia baik-baik saja?" Tanyaku ingin tahu
bagaimana keadaan seseorang yang telah menyelamatkanku.
"Dia mengalami gegar
otak ringan, dan.." Dokter tidak melanjutkan perkataannya.
"Dan apa dok?"
Tanyaku penasaran.
"Saya hanya bisa
memberitahu kepada orang tuanya saja. Maafkan saya" ujar dokter sambil
melaluiku begitu saja. Aku mencoba mengirim pesan singkat pada Suzy. Dan ia
menjawab akan segera memberitahu orang tuannya. Aku menunggunya cukup lama,
sampai akhirnya Suzy dan orang tua Sojung datang menghapiriku.
"Ada apa dengan Sojung
nak?" Tanya ibunya merintih. Aku tidak tega memberitahu kepada ibu Sojung
akan kecelakaan ini.
"Bi, maafkan aku.. Aku
tak bisa menolongnya.. Sojung kecelakaan akibat tertabrak mobil.. Dokter akan
menjelaskannya pada bibi lebih jelasnya" tak terasa cairan bening yang
tadinya sudah mulai mengering, membasahi pipiku. Aku tak tega melihat ibu sojung
berteriak histeris sambil memeluk ayah Sojung, Suzy juga sangat terpukul ia
menangis sangat kencang di koridor rumah sakit.
---
Seminggu kemudian
Sojung POV
Aku merasakan badanku terasa
sangat sakit dan berat. Aku ingin bangun tapi kepalaku masih terasa pusing. Aku
merasakan bau kamarku beriubah menjadi bau obat-obatan, mungkin ini hanya
halusinasiku saja. Perlahan kusandarkan badanku dan. Ternyata ada yang
membantuku untuk menyandarkan diri.. Aku tak tau siapa dia? Tapi tangannya
sangat lembut. Perlahan kubuka mataku, tapi yang terlihat hanya warna hitam..
Aku tak tahu harus berbuat apa, dan aku mulai mengusapnya lagi dengan tanganku.
Mungkin yang kulihat tadi hanya cahaya remang-remang, kucoba hampir 10 kali dan
yang kulihat sama.. Hanya warna hitam. Aku menangis sambil berteriak "ada
apa denganku?" Tiba-tiba aku tmerasakan bahwa aku dipeluk oleh seseorang.
Aku tak memperdulikan orang itu, aku hanya terus menangis.
"Tenanglah
Sojung-aa.." Suaranya yang lembut mengingatkanku dengan seseorang. Bukan
Ayah ataupun Ibu, bukan juga Suzy.
"Tapi kenapa mataku jadi
seperti ini?" Aku bertanya pada orang itu sambil terisak. Tiba-tiba ada
satu orang yang memelukku.
"Sojung-aa aku
menyayangimu" suara itu sangat familiar, itu suara Suzy.
"Suzy-a, ada apa
denganku? Kenapa yang terlihat hanya hitam?" Aku bertanya Suzy dan
tangisanku semakin keras. Suzy hanya bisa menangis, aku merasakan badannya
bergetar hebat. "Apakah aku buta? Benarkah aku buta?" Aku menanyakan
pada Suzy dan orang yang bersamanya. Kami masih berpelukan. Tapi aku tahu pasti
ini kejadian yang sangat pahit.
Tangan yang hangat dan juga
lembut mulai mengusap air mataku. Aku tau ini bukan tangan Suzy, tapi siapa
dia?.
---
Setelah aku mulai menenangkan
diri, aku bertanya pada Suzy.
"Suzy-aa, siapa yang
sekarang berada di sampingmu?" Tanyaku ingin tau. Tiba-tiba Suzy
mendekatiku dan berbisik padaku "Yang ada di sebelahku ini Sehun." Hah?
Sehun? Aku kaget dengan ucapan Suzy tadi. Berarti yang memelukku tadi juga
Sehun?.
"Aah, Sehun-aa gomawo
sudah menyelamatkanku.." Ujarku terbata-bata.
"Harusnya aku yang
berterimakasih padamu karena telah menyelamatkanku.. Gomawo Sojung-aa"
suara lembutnya mengingatkanku pada wajahnya. Walau aku sekarang tak bisa
melihat wajahnya lagi.
"Bagaimana dengan
rencanamu Sojung-aa? Hari ini adalah hari valentine" Suzy menggodaku.
"Suzy!!!" Aku malu
bila mengatakannya sekarang, apalagi aku dalam kondisi seperti ini.
"Rencana apa?"
Sehun menanyakannya padaku dan Suzy.
"Ah tidak
apa-apa.." Aku mengelak. Keberanianku telah sirna. Aku tak bisa lagi
melihat. Dan aku tak punya lagi keberanian untuk menyatakan kepadanya.
---
Aku terbangun dari istirahat
soreku tadi, setelah kami bersenda gurau, aku disuruh beristirahat oleh ibu dan
ayah.
"Eomma, Appa"
panggilku sambil perlahan menyandarkan badanku di tempat tidur.
"Eomma dan Appamu sudah
pulang barusan, aku menyuruhnya untuk beristirahat di rumah. Mereka dari
kemarin menungguimu hingga larut malam, aku dan Suzy juga bergantian menjagamu.
Tapi hari ini giliranku yang menjagamu" Hah? Hari ini jadwalnya sehun
untuk menjagaku?
"Ehmm, Sojung-aa kau mau
jalan-jalan keluar?"
"Kemana?" Tanyaku
penasaran.
"Keluar?"
"Baiklah.." Sehun
mengajakku keluar dari kamarku. Ia menuntunku untuk keluar kamar. Ketika ada
tangga, ia pelan-pelan menuntunku. Aku seperti bermimpi, tapi mimpiku tak bisa
terlihat hanya bisa dirasakan. Ia mendudukkanku di sebuah bangku kayu, dan
kurasakan hembusan angin malam menerpaku.
"Sojung-a, bolehkah aku
mengatakan sesuatu?" Tanya Sehun kepadaku.
"Ehmm, ada apa?" Aku
mulai bingung, apa yang akan dilakukan sehun. Dia duduk disampingku sambil
mengenggam tanganku.
"Bolehkah aku jadi
pacarmu?" Kata-kata itu terucap oleh Sehun, aku sedikit terkejut akan
ucapan Sehun. Tak terasa air mata menetes di pipiku.
"Kau pasti membenciku,
maafkan aku.. Aku berjanji akan mencarikan donor mata untukmu" ujar Sehun
yang sepertinya tak mengerti apa arti air mataku.
"Bukan itu maksudku..
Aku juga menyukaimu, bolehkah aku memelukmu?" Sehun langsung memelukku. Aku
tak pernah merasa sebahagia ini.
---
Setelah dua bulan Sehun
mencarikan pendonor mata untukku, kami menemukan nya.
Dan setelah itu aku pun
menjalani operasi, dan alhasil aku bisa melihat lagi.
Dokter membuka pelan-pelan
penutup mataku dan kubuka pelan-pelan mataku dan terlihat ada Ayah, Ibu, Suzy,
dan juga Sehun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar