Title : hari itu...
Author : shin
Cast : Kim Joonmyun, Oh
Hayoung, Yook Sungjae
Genre : Romance, sad
Length : oneshoot
Poster : elmoblue (http://lovelyelmo.wordpress.com)
Hayoung POV
Seperti biasanya, aku selalu
menunggu hujan turun. Sesudah hujan turun, aku selalu bermain diantara butiran-butiran
hujan yang turun. Kebahagiaanku hanya terletak ketika aku menari-nari ketika
hujan membasahiku. Aku bahagia sekali. Aku ingin selalu hujan membasahi diriku.
---
Kubuka diam-diam kenop pintu
apartemenku. Di apartemen ini hanya aku dan ibuku yang tingal. Ayah dan kakaku
sudah lama tidak pernah pulang. Sebelumnya aku bahagia karena kami selalu
bersama. Tetapi ada suatu hal yang membuat ayah bercerai dengan ibu.
"Ya! Anak nakal, kau
pasti habis hujan-hujanan ya? Pasti kau tidak les hari ini?" Aduh,
bagaimana.. Aku sudah ketahuan oleh ibu.
"Aku tidak bermain
hujan-hujanan eomma.. Hanya saja ketika aku pulang les aku lupa membawa
payungku." Aku berbohong pada ibu. Aku takut bila aku dimarahi oleh ibu,
pasti handphone ku kena sita.
"Kau tidak bohong bukan?
Sudah cepatlah mandi! Oiya, jangan lupa belajar!" Seru ibuku. Aku langsung
menaruh tasku yang sudah basah kuyup dan juga mengeringkan buku-bukuku. Dan
tidak lupa aku menyiapkan peralatan mandi.
---
Di meja makan, selalu begini
suasananya. Hanya bunyi sendok dan garpu yang terdengar. Aku sedikit takut
bicara pada ibuku. Entah sejak kapan aku jarang sekali mengeluh pada ibuku
tentang ini maupun itu. Setelah ayah dan kakak pergi sepuluh tahun silam.
Flashback
"Hiks.. Hiks..Oppa, kita
akan pergi kemana?" Tanyaku yang saat itu masih menangis karena ibuku
tidak membelikan kembang gula yang kuinginkan.
"Kita akan ke taman
bermain di dekat sini. Kau mau kembang gula bukan?" Sudah jangan menangis
lagi" kakakku mengajakku ke taman bermain yang tidak jauh dari rumahku.
Aku senang sekali, kakakku selalu menyayangiku. Berbeda dengan ayah dan ibuku.
Mereka selalu melarangku untuk beli ini itu, kata mereka takut sakit lah,
pemborosanlah, dan masih banyak lagi.
"Gomawo Oppa"
senyumku mengembang karena kembang gula sudah ada di tanganku.
Flashback end
Dan saat itulah pertemuan terakhirku bersama
kakak. Ke esokan harinya, dia sudah pergi bersama ayah. Sudah sekitar 12 tahun
aku tidak bertemu dengannya. Dan kini umurku sudah 16 tahun. Aku berharap di
ulang tahunku yang ke 17, aku bisa bertemu kakakku. Yang aku ingat hanyalah
namanya, Jung Joonmyun.
---
"Hayoung-aa!"
Panggil seorang dari belakang. Aku tebak pasti Sunjae. Teman sekelasku dan
tentanggaku. Hampir setiap hari aku bertemu dengannya. Aku mulai bosan
dengannya yang selalu menjagaku. Ya, ibu menyuruhnya untuk menjagaku.
"Ya! Dengarkan aku
dulu.. Kenapa kau meninggalkanku di sekolah? Dan kenapa kau tidak datang
les?" Dia sangat mirip dengan ibuku, selalu menanyakan apakah aku les atau
tidak Arrggh!.
"Aku kemarin sakit
karena kehujanan. Puas?!" Jawabku sengit.
"Oh begitu. Oiya,
bagaimana kalau hari ini kita jalan-jalan ke taman bermain. Aku punya 2 tiket
gratis" ujarnya sambil mengeluarkan tiketnya yang berada di kantung
bajunya.
TEET!!! TEET!!!
"Sungjae, aku masuk ke
kelas dahulu ya" ujarku sambil mempercepat langkah kakiku. Huft! Untung
aku punya alasan untuk menghindarinya. Kami memang tak sekelas, tapi dia selalu
mengikutiku.. Alasannya satu. Menjagaku.
---
Seperti biasanya, aku
berjalan pulang menuju rumah. Untuk saja Sungjae tak mengikutiku seperti
biasanya. Aku meninggalkan dia ketika ia masih piket.
"Aah, akhirnya aku bisa
terbebas darinya" ujarku lega. Belum beberapa langkah, ada seseorang yang
tiba-tiba memperkenalkan dirinya padaku.
"Anyeong, kau Jung
Hayoung bukan? Aku Kim Joon Ki, panggil saja Joon Ki. Aku sudah lama
memperhatikanmu, dan sepertinya aku menyukaimu. Boleh kah hari ini kita
berkencan?" Sungguh pria ini mengejutkanku. Pria asing yang tampan ini
tiba-tiba memperkenalkan diri, dan mengajakku kencan? Oh bagaimana ini?.
"Maaf, tapi kata ibuku
aku tidak boleh langsung percaya dengan orang asing." Ujarku menolak.
Sebenarnya ini adalah pernyataan cinta pertama dari seorang pria. Aku memang
tak terlalu dekat dengan teman pria di sekolahku.
"Maaf bila ini terlalu
cepat. Tapi aku mohon sekali saja, aku tidak akan membohongimu." Pintanya
lembut. Aku tidak tega ketika melihat mukanya. Walau dia terlihat acak-acakan
tetapi dia sepertinya baik.
"Oke, baiklah.. Tapi aku
tidak boleh pulang malam" dia hanya mengangguk tanda mengerti. Aah,
bahagia sekali aku hari ini.. Terbebas dari Sungjae, dan mendapatkan kencan
buta bersama pria tampan.
---
"Kau ingin kemana
dahulu?" Tanya Joon Ki.
"Oiya aku ingin bertanya
terlebih dahulu? Bolehkah?"
"Tentu saja, kau ingin
tanya apa?" Ia dan aku berhenti sejenak.
"Umurmu berapa?"
Tanyaku pelan, sebenarnya pertanyaan ini sangat kekanak-kanakan. Tapi apa boleh
buat, aku penasaran.
"Aku? Umurku 23 tahun.
Ada masalah? Apa kau merasa berkencan dengan om-om?" Dia tampak tidak
percaya, ketika aku mengetahui umurnya.
"Aah, bukan begitu..
Hanya saja, aku penasaran." Jawabku terbata-bata. Ia hanya terkekeh. Kita
berjalan-jalan taman hingga sore hari
"Emm, sepertinya ini
sudah terlalu sore.. Sebaiknya kau pulang dahulu, kuantar mau?" Ajaknya
padaku. Yes! Dia mengajakku pulang. Aku hanya mengangguk sambil tersenyum
padanya.
---
"Habis gang ini, belok
ke kiri. Nah itu rumahku" jelasku. Aku turun dari motornya.
"Gamsahamnida kau mau
menemaniku" ujarnya padaku.
"Oh, tidak masalah. Oiya
boleh kita bertukar nomor handphone?" Tanyaku sedikit ragu, apakah ia akan
memberi nomornya padaku?.
"Ya, tentu saja."
Lalu ia mulai menuliskan nomornya di contact book ku.
"Bye, aku pulang
dahulu.." Aaah~ hari ini sangat menyenangkan, seandainya akan ada hari
seperti ini lagi. Aku ingin bertemu dengan pria itu walau hanya sekali.
---
"Siapa tadi yang
mengantarmu pulang?" Tanya ibu ketus. Aku hanya menunduk.
"Tadi temanku"
jelasku. Aku berbohong pada ibu karena aku tau pasti ibu akan memarahiku bila
dia bukan temanku.
"Jangan dekati dia
lagi." Tegas ibuku.
"Dan cepat masuk kamar,
belajar!" Tambahnya. Lalu aku berjalan menuju ke kamar dengan menitikkan
air mata. Aku sangat sedih bila ibu selalu mengekangku seperti ini. Aku tak
bahagia!. Lalu aku mencoba mengirim pesan ke Joon Ki.
To : Joon Ki
From : Me
"Hai?"
-send-
Aku menunggu balasan dari Joon
Ki sekitar 10 menit.
From : Joon Ki
To : Me
"Hai juga?"
-received-
Hah, dia hanya menjawab
seperti ini. Tapi aku ingin lebih mengenalnya. Eumm.. Aku punya ide.
To : Joon Ki
From : Me
"Besok kita ketemuan, bisa? Di tempat kemarin,
jam 2 sehabis pulang sekolah"
-send-
Aku tak sabar menunggu
jawabannya. 5 menit berlalu, apa dia sudah tidur ya? Tapi tak mungkin dia sudah
tidur duluan.
To : Me
From : Joon Ki
"Oke"
-received-
Yes! Aku besok akan ketemu
dengannya. Ah tak sia-sia juga tadi aku meminta nomornya.
---
"Hayoung! Kau mau kemana?
Hari ini kan ada les.. Hey! Kau mau kemana?" Teriak Sungjae. Aku
sebenarnya malas berdekatan dengannya, aku berlari sekuat tenaga dan berkata
"bilang saja pada ibuku, bahwa aku les! Gomawo" lalu aku berlalu
meninggalkannya.
Akhirnya, bisa lepas juga
darinya. Kalau aku bilang padanya aku mau bertemu Joon Ki, dia pasti akan
mengadu. Huh! Memang orang yang paling menyebalkan adalah Sungjae!.
---
Sungjae POV
Aku harus mengikutinya. Dia
sudah bolos les 2 kali! Ada apa dengannya? Kenapa dia berbohong pada ibunya?. Aku
mengikutinya diam-diam, tapi caraku ini terlihat seperti penguntit.. Dan
sepertinya banyak orang yang melihatku dengan tatapan curiga.
Jung Hayoung, seandainya kau
tau bahwa aku suka padamu sejak dulu. Tapi kau selalu membiarkanku, seperti tak
mengenalku. Ada apa denganmu? Kau sangat berubah!.
Flashback
Aku melihat seorang gadis
kecil menangis, sepertinya dia habis ditinggalkan seseorang.
"Hey, kenapa kau menangis?"
Dia lalu menatap kearahku dan merengek sangat keras.
"Hey! Mianhae.. Tapi aku
bukan bermaksud mengganggumu. Kau mau?" Aku menyodirkan sebuah permen
lolipop yang kubeli sebenarnya untukku. Dia langsung merebut permen itu.
"Kenapa kau
menangis?" Aku mengulang pertanyaanku lagi pada gadis kecil itu. Yah,
walaupun aku hanya seorang pria kecil sama sepertinya.. Kuharap aku bisa
membantunya.
"Kakakku pergi..."
Ujarnya lirih. Aku kaget mendengar ceritanya. Hanya 2 kemungkinan saat itu,
pergi ke surga atau pergi dari rumah.
"Kakakku pergi bersama
ayah, dan aku tak bisa bertemu kakak" untunglah jawabannya itu. Aku kira
ia ditinggalkan kakaknya ke surga.
"Karena kakakmu pergi,
aku berjanji akan menjagamu" ujarku sambil menunjukkan jari kelingkingku.
Flashback end
Dan saat itulah aku mulai
berteman dengan Hayoung.. Tetapi sekarang dia terasa begitu jauh bagiku.
---
Author POV
"Hayoung-a" panggil
seseorang dari belakang. Hayoung langsung menengok kebalakang dan mencari-cari
asal suara tersebut.
"Ah, Joon Ki..
Anyeong" sapaku dengan mengembangkan senyum termanisku.
"Kau sudah lama
disini?" Tanya Joon Ki padaku.
"Eehm, belum.. Aku baru
saja datang." Ujarku sambil mengatur nafasku yang terlihat ngos-ngosan.
"Kajja!" Ajaknya
pergi mengelilingi taman, mulai dari membeli kembang gula hingga bermain ayunan
bersama. Aah rasanya hari ini benar-benar hari yang paling menyenangkan.
"Hayoung-a, apakah kau
punya saudara?" Tiba-tiba Joon Ki bertanya padaku. Aku tersentak kaget.
Kenapa ia menanyakan hal seperti itu?.
"Ah, aku punya..
Sayangnya ia pergi bersama ayah dan tak pernah kembali." Jelasku padanya.
Terlihat tatapan Joon Ki sangat dalam sekali ketika melihat ke arah langit.
"Kenapa?" Aku balik
bertanya padanya.
"Ah, tidak apa. Aku
teringat masa kecilku. Aku harus pergi meninggalkan saudaraku karena suatu hal.
Hingga kini aku tak pernah melihatnya lagi. Tapi aku sangat bahagia bisa
bertemu denganmu." Ujarnya sambil tersenyum kearahku. Aaaa, rasanya
bahagia sekali ia bisa tersenyum hanya dihadapanku saja.
"Hayoung-a, aku mau beli
es krim dulu di supermarket seberang sana." Ujarnya. Ketika ia berjalan
kearah supermarket seberang, aku mulai merasa tak ingin kehilangannya. Aku
sudah jatuh cinta kepadanya. Setelah menunggu beberapa menit, aku melihat ia
membuka pintu supermarket dengan membawa 2 es krim strawberry. Belum beberapa
menit ia berjalan, tiba-tiba seorang pengendara mobil tak sengaja menanbraknya.
Kejadian itu begitu cepat. Ketika aku menghampirinya, hidung dan mukanya
bersimbah darah. Kenapa ini?.
---
Aku membawanya ke rumah sakit
di dekat sini. Matanya mulai tertutup dan detak jantungnya mulai pelan.
Perlahan air mataku tumpah. Aku tak ingin dia pergi meninggalkanku. Tuhan
jangan cabut nyawanya, kumohon.
Selang beberapa menit
tiba-tiba Sungjae dan ibuku sudah berada di depanku persis. Mereka menanyakan
apakah aku tidak apa-apa? Atau ada yang terluka?. Aku hanya bisa diam termangu
melihat mereka berdua, tak terasa cairan bening itu menetes, lama-kelamaan
semakin deras. Kupeluk ibuku dengan kuat.
"Sayang kau baik-baik
saja kan?" Tanya ibuku sambil terisak.
"Joonmyun dimana?"
Tiba-tiba ibu melontarkan pertanyaan itu. Aku tak mengerti apa yang dimaksud
ibuku. Siapa joonmyun?.
"Iya nak, namja yang
bersamamu itu kakakmu, joonmyun." Ujar ibu yang seperti mengetahui
pikiranku.
"Iya sedang terbaring di
sana" aku menunjuk ke arah ruangan putih, tempat joon ki atau kakakku yang
bernama joonmyun dirawat. Ibuku langsung bergegas kearah sana, aku dan sungjae
mengikuti di belakangnya.
"Joonmyun.." Rintih
ibu.
"Bangunlah, eomma ada
disini bersama adikmu." Ibu menangis terisak di depan kakakku dengan
berharap ia akan sadar.
"Eo.. Eomm..
Eommaa.." Rintih kakaku. Eomma mulai tersenyum tapi masih dengan genangan
air mata di pipinya.
"A..ku.. Saa.. Yang..
Ka.. Liii.. Aann.." Ucapnya terbata-bata. Tiba-tiba ia menutup matanya
dengan pelan. Eomma berteriak memanggil namanya terus sambil menangis menjerit.
Terasa pedih dihati, dia adalah kakaku.. Dan dia tidak ingin jujur padaku.
---
Hari ini tepat setahun
kakaku, joonmyun.. Meninggal dunia. Aku, ibu dan Sungjae mengunjunginya dan
merawat makamnya. Kakak, jangan lupakan aku dan ibu. Terimakasih atas
segalanya. Aku menyayangimu.
-THE END-
*gimana teman-teman, ini
adalah ff perdana shin dan saya sangat berterimakasih atas partisipasinya
elmoblue dalam pembuatan posternya^^ terimakasih banyak*
Anyeoong.. Seneng deh baca ff kamu.. Menarikk :)) trs berkarya ;)
BalasHapus